بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut ini pembahasan lanjutan tentang adab bekerja, semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.

Adab-Adab Bekerja

  1. Bersikap tawadhu' (rendah hati)

Sombong dalam segala perkara adalah tercela. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

"Tidak akan masuk surga orang yang memiliki kesombongan dalam hatinya meskipun seberat dzarrah (debu)." (HR. Muslim)

Oleh karena itu, hendaknya setiap pimpinan bertawadhu' kepada bawahannya, dan bawahan kepada pimpinannya. Cukuplah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai teladan yang baik bagi kita dalam hal ini, Beliau tidak segan membantu para sahabatnya yang bekerja dan membantu istrinya di rumah.

عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهَا مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي الْبَيْتِ قَالَتْ كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا سَمِعَ الْأَذَانَ خَرَجَ

Dari Al Aswad bin Yazid ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Aisyah, “Apa yang biasa dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam rumahnya?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau biasa membantu pekerjaan istrinya. Ketika azan tiba, Beliau keluar (untuk shalat).” (HR. Bukhari)

  1. Pekerjaannya tidak membuatnya lupa beribadah

Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman memuji mereka yang tidak dibuat lalai oleh perniagaan dan bisnisnya dari beribadah kepada Allah Azza wa Jalla,

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ-لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَن يَشَاء بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.-37- (Meraka mengerjakan yang demikian itu) agar Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas." (QS. An-Nuur: 37-38)

Oleh karena itu, ketika adzan dikumandangkan, maka mereka tinggalkan perniagaan dan bisnisnya karena hendak mencari karunia Allah yang lebih besar di akhirat.

  1. Tugas adalah amanah (kewajiban) yang harus ditunaikan

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنْ ائْتَمَنَكَ، وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ

"Tunaikanlah amanah kepada orang yang mengamanahkan kepadamu, dan jangan mengkhianati orang yang mengkhianatimu." (HR. Bukhari dalam At Tarikh, Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim, Daruquthni, Adh Dhiya', Thabrani dalam Al Kabir, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 240)

  1. Tidak menuntut hak sedangkan kewajiban diremehkan

Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ -الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُواْ عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ -وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ

"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang,--(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,--Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi." (QS. Al-Muthaffifin: 1-3)

Ayat ini meskipun zhahirnya mengenai orang-orang yang mengurangi takaran dan timbangan, namun terkena pula kepada mereka yang mau dipenuhi haknya namun kewajibannya dia tinggalkan.

  1. Menjauhi usaha yang haram

Usaha yang haram ini misalnya menjual minuman keras, narkoba, patung, babi, dan barang haram lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ الْخَمْرَ وَثَمَنَهَا، وَحَرَّمَ الْمَيْتَةَ وَثَمَنَهَا، وَحَرَّمَ الْخِنْزِيرَ وَثَمَنَهُ

"Sesungguhnya Allah mengharamkan arak dan harganya, Dia mengharamkan pula bangkai dan harganya, serta mengharamkan babi dan harganya." (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Al Albani)

  1. Tidak melakukan kecurangan

Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati seorang yang menjual makanan, lalu Beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan itu, dan ternyata makanan itu telah dicurangi, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

«لَيْسَ مِنَّا مَنْ غَشَّ»

"Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan kecurangan." (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al Albani)

  1. Jujur apa adanya

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

البيِّعان بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا. فَإِنْ صَدَقَا وبيَّنا: بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا. وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا: مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

"Dua orang penjual dan pembeli berhak khiyar selama belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menerangkan keadaan yang sebenarnya, maka akan diberikan berkah pada jual belinya, tetapi jika keduanya berdusta dan menyembunyikan, maka akan dicabut berkah dari jual beli keduanya." (HR. Bukhari dan Muslim)

  1. Tidak bersumpah palsu untuk melariskan barang dagangan

Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلاً أُوْلَئِكَ لاَ خَلاَقَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ وَلاَ يُكَلِّمُهُمُ اللّهُ وَلاَ يَنظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji(nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit (harta dunia), mereka itu tidak mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih." (QS. Ali Imran: 77)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

الحَلِفُ مُنَفِّقَةٌ لِلسِّلْعَةِ، مُمْحِقَةٌ لِلْبَرَكَةِ

"Sumpah (palsu) melariskan dagangan namun mencabut keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim)

  1. Membayarkan upah kepada pekerja

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: ثَلاَثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ، رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ، وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِهِ أَجْرَهُ

Allah Ta'ala berfirman, "Ada tiga orang yang Aku menjadi musuh mereka pada hari Kiamat; (1) seorang yang berjanji dengan nama-Ku lalu ia mengingkari, (2) seorang yang menjual orang merdeka lalu ia memakan hasil penjualannya, dan (3) seorang yang mengangkat pekerja, lalu ia meminta upahnya, namun tidak diberikan." (HR. Bukhari)

  1. Bertawakkal setelah berusaha

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

"Kalau sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, tentu Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana burung yang diberi rezeki; berangkat dengan perut kosong dan pulang dengan perut kenyang." (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim, Tirmidzi berkata, "Hasan shahih." Hadits ini dishahihkan pula oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 5254)

Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa Nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan bin Musa

Maraji' : Maktabah Syamilah versi 3.45, Mausu'ah Haditsiyyah Mushaghgharah (Markaz Nurul Islam Liabhatsil Qur'ani was Sunnah),Mausu'ah Usrah Muslimah (www.islam.aljayyash.net), Untaian Mutiara Hadits (Marwan bin Musa), dll.