بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:

Berikut pembahasan tentang dosa-dosa besar, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.

Pengantar :

Dosa terbagi dua: dosa besar dan dosa kecil. Dosa besar adalah perbuatan yang dilarang Allah dan Rasul-Nya, dimana perbuatan tersebut ada hadnya (hukumannya) di dunia, atau adanya ancaman berupa azab, dan kemurkaan di akhirat, atau adanya laknat terhadap pelakunya. Misalnya tujuh dosa besar yang disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini,

« اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ »

"Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan!"

Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa saja itu?" Beliau menjawab,

قَالَ :« الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ » .

"Syirik kepada Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari peperangan, dan menuduh berzina wanita yang suci, mukminah yang tidak tahu-menahu." (HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah)

Menurut Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa jumlahnya hampir tujuh puluhan.

Pembagian dosa kepada dosa besar dan dosa kecil tidak boleh menjadikan seseorang meremehkan dosa kecil, karena dosa kecil juga bisa berubah menjadi dosa besar ketika pelakunya meremehkannya, senantiasa melakukannya, bangga dalam mengerjakannya, atau terang-terangan melakukannya. 

Oleh karena itu, sikap seorang muslim terhadap maksiat adalah tidak melihat dosa itu; besar atau kecil, tetapi ia lihat kepada siapa dia bermaksiat?

Di samping itu, sikap meremehkan dosa adalah sikap orang fasik. Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah sebuah bukit, ia takut kalau bukit itu runtuh menimpanya. Sedangkan orang fajir (fasik) memandang dosa-dosanya seakan-akan ada lalat yang menempel di hidungnya, lalu ia berbuat seperti ini –yakni dengan tangannya- ia menyingkirkan lalat itu.” (Diriwayatkan oleh Bukhari)

Keutamaan Menjauhi Dosa-dosa Besar :

Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا

"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)." (QS. An-Nisaa': 31)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat di atas, "Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar yang kalian dilarang mengerjakannya, niscaya Kami akan menghapuskan dosa-dosa kecil dan kami akan masukkan kalian ke dalam surga."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

« الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ » 

"Shalat yang lima waktu, shalat Jum'at yang satu ke shalat Jum'at berikutnya dan puasa Ramadhan yang satu ke puasa Ramadhan berikutnya akan menghapuskan dosa-dosa di antara keduanya jika dijauhi dosa-dosa besar." (HR. Muslim)

Contoh Dosa-dosa Besar :

Untuk dapat menghindari dosa-dosa besar, tentu kita harus mengetahui mana perbuatan maksiat yang termasuk dosa besar. Berikut ini contoh-contoh dosa besar:

  1. Syirik kepada Allah Ta'ala (lihat QS. Luqman ayat 13)
  2. Membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang dibenarkan (lihat QS. An-Nisaa': 93).
  3. Mempraktekkan sihir (lihat QS. Al-Baqarah: 102)
  4. Meninggalkan shalat (lihat QS. Al-Muddatstsir: 42-48)
  5. Enggan membayar zakat (lihat QS. At-Taubah: 34-35).
  6. Tidak berpuasa Ramadhan tanpa 'udzur/alasan (lihat QS. Al-Baqarah: 183).
  7. Tidak berhajji padahal mampu (lihat QS. Ali Imran: 97).
  8. Durhaka kepada kedua orang tua (lihat QS. Al-Israa': 23-24).
  9. Memutuskan tali silaturrahmi (lihat QS. Muhammad: 22-23).
  10. Berzina (lihat QS. Al-Israa': 32).
  11. Liwath (homoseks), (lihat QS. Huud: 82-83).
  12. Memakan riba, (lihat QS. Al-Baqarah: 275).
  13. Memakan harta anak yatim dan menzaliminya (lihat QS. An-Nisaa': 10).
  14. Berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya (lihat QS. Az-Zumar: 60).
  15. Melarikan diri dari peperangan (lihat QS. Al-Anfaal: 16).
  16. Seorang pemimpin menipu rakyatnya atau menzaliminya (lihat QS. Ibrahim: 42-43 dan Al-Maa'idah: 78-79).
  17. Sombong dan 'ujub (lihat QS. An-Nahl: 23).
  18. Bersaksi palsu (lihat QS. Al-Furqaan: 72 dan Al-Hajj: 30).
  19. Meminum khamr/arak (lihat QS. Al-Maa'idah: 90-91)
  20. Bermain judi (lihat QS. Al-Maa'idah: 90-91).
  21. Menuduh zina kepada wanita muslimah yang baik-baik (lihat QS. An-Nuur: 23-24).
  22. Ghulul (khianat dalam ghanimah), (lihat QS. Al-Anfaal: 58).
  23. Mencuri (lihat QS. Al-Maa'idah: 38).
  24. Membajak (Qath'uth thariq), (lihat QS. Al-Maa'idah: 33).
  25. Sumpah ghamus (dusta), (lihat QS. Ali Imran: 77).
  26. Berbuat kezaliman (lihat QS. Asy-Syu'araa: 227).
  27. Mukas (pemungut pajak dari para pedagang), (lihat QS. Asy-Syuuraa ayat 42).
  28. Memakan harta haram dan memperolehnya dengan cara yang haram (lihat QS. Al-Baqarah: 188).
  29. Bunuh diri (lihat QS. An-Nisaa': 29-30)
  30. Biasa berdusta (lihat Adz Dzaariyaat: 10 dan Ali Imraan: 61).
  31. Menjadi hakim yang buruk/tidak memutuskan dengan hukum Allah (lihat QS. Al-Maa'idah: 44, 45 dan 47).

Sebutan “Kafir” di surat Al-Maa'idah ayat 44 adalah kufrun duuna kufr (kufur asghar/kecil) jika ia masih meyakini bahwa hukum Allah-lah yang terbaik dan hukumnya yang salah, namun bisa menjadi kufur akbar, jika ia menganggap bolehnya berhukum dengan selain hukum Allah, atau menganggap bahwa hukumnya lebih baik daripada hukum Allah atau menganggap bahwa hukum Allah sudah tidak cocok atau sampai menghina hukum Allah dsb.

  1. Menerima suap (lihat QS. Al-Baqarah: 188).
  2. Seorang laki-laki menyerupai wanita atau sebaliknya.
  3. Dayyuts, yaitu seorang kepala keluarga yang mendiamkan atau merestui perkara keji dan munkar di tengah-tengah keluarganya. Tentang dayyuts, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ  : الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ وَ الدَّيُّوْثُ وَ رَجُلَةُ النِّسَاءِ

"Ada tiga orang yang tidak masuk surga, yaitu: Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dayyuts, dan wanita yang menyerupai laki-laki." (HR. Hakim dan Baihaqi dalam Asy Syu'ab, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 3063)

  1. Muhallil dan muhalllal lah (dua orang yang bersekongkol untuk menghalalkan kepadanya wanita yang sudah ditalaq tiga)
  2. Kurang bersih dalam buang air kecil.
  3. Riya', lihat QS. Al-Maa'un: 4-7.
  4. Belajar agama untuk mendapatkan dunia dan menyembunyikan ilmu
  5. Khianat (lihat Al-Anfaal: 27).
  6. Al Mannaan (mengungkit-ungkit pemberian), (lihat QS. Al-Baqarah: 264).
  7. Mengingkari Takdir.
  8. Orang yang mendengarkan pembicaraan orang lain, padahal orang lain tidak suka didengar pembicaraannya (lihat QS. Al-Hujurat: 12).
  9. Mengadu domba (lihat QS. Al-Qalam: 10-11).
  10. Orang yang suka melaknat.
  11. Mengingkari janji (lihat QS. Al-Israa': 34).
  12. Membenarkan dukun dan peramal.
  13. Wanita yang durhaka kepada suaminya (lihat QS. An-Nisaa': 34).
  14. Menggambar makhluk bernyawa (lihat QS. Al-Ahzaab: 57).
  15. Meratap.
  16. Baghy (menginginkan keburukan serta bersikap sombong), (lihat QS. Asy-Syuura: 42).
  17. Bersikap sombong terhadap kaum lemah, lihat QS. An-Nisaa': 36.
  18. Menyakiti tetangga.
  19. Menyakiti kaum muslimin dan memaki mereka (lihat QS. Al-Ahzaab: 58 dan Al-Hujuraat: 11).
  20. Menyakiti hamba Allah yang saleh, (lihat Asy-Syu'araa: 215).
  21. Melabuhkan kain melewati mata kaki, terlebih jika dilakukan dengan sombong (lihat QS. Luqman: 18).
  22. Memakai sutera dan emas bagi laki-laki.
  23. Larinya seorang budak dari tuannya.
  24. Menyembelih untuk selain Allah Ta'ala (lihat QS. Al-An'aam: 121).
  25. Menasabkan diri kepada yang bukan bapaknya.
  26. Berdebat dengan maksud merendahkan (lihat QS. Al-Baqarah: 204-205).
  27. Mencegah kelebihan air (lihat QS. Al-Mulk: 30).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ رَجُلٌ عَلَى فَضْلِ مَاءٍ بِالْفَلَاةِ يَمْنَعُهُ مِنْ ابْنِ السَّبِيلِ وَرَجُلٌ بَايَعَ الْإِمَامَ لَا يُبَايِعُهُ إِلَّا لِدُنْيَا فَإِنْ أَعْطَاهُ مِنْهَا وَفَى لَهُ وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ لَمْ يَفِ لَهُ قَالَ وَرَجُلٌ بَايَعَ رَجُلًا سِلْعَةً بَعْدَ الْعَصْرِ فَحَلَفَ لَهُ بِاللَّهِ لَأَخَذَهَا بِكَذَا وَكَذَا فَصَدَّقَهُ وَهُوَ عَلَى غَيْرِ ذَلِكَ

“Ada tiga golongan yang tidak diajak bicara oleh Allah, tidak Allah lihat, tidak Allah bersihkan dan bagi mereka azab yang pedih, yaitu seorang yang memiliki kelebihan air padang sahara, namun ia tidak memberikan kepada ibnus sabil (musafir yang lewat yang membutuhkan bantuan), seorang yang membaiat imam (pemimpin) karena dunia, jika ia mendapatkan (kesenangan dunia), ia akan memenuhi kewajibannya, tetapi jika tidak memperolehnya, ia tidak memenuhi kewajibannya, dan seorang yang menjual barang kepada orang lain setelah shalat Ashar, lalu ia bersumpah dengan nama Allah, bahwa ia telah membelinya seharga sekian dan sekian lalu dibenarkan oleh pembelinya padahal kenyataannya tidak demikian.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani, lihat Shahih Ibnu Majah (2207) dan Shahih At Targhib wat Tarhib (955))

  1. Mengurangi takaran dan timbangan (lihat QS. Al-Muthaffifin: 1-4).
  2. Merasa aman dari makar Allah Ta'ala (lihat QS. Al-An'aam: 44).
  3. Putus asa dari rahmat Allah Ta'ala (lihat QS. Yusuf: 87 dan Az-Zumar: 53).
  4. Meninggalkan shalat berjama'ah tanpa 'udzur (lihat QS. Al-Qalam: 42-43).
  5. Meninggalkan shalat Jum'at tanpa 'udzur.
  6. Memberi wasiat yang memadharratkan (merugikan), (lihat QS. An-Nisaa': 12).
  7. Berbuat makar dan menipu (lihat QS. Fathir: 43).
  8. Tajassus (memata-matai kaum muslimin) dan membuka aurat mereka.
  9. Memaki salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
  10. Memakan bangkai, darah dan daging babi (lihat QS. Al-An'aam: 145).
  11. Mengkafirkan kaum muslimin karena melakukan dosa besar.
  12. Mengajak atau mencontohkan keburukan (termasuk perbuatan bid’ah) kepada kaum muslimin.
  13. Wanita yang menyambung rambut, minta disambung, mentato dan minta ditato, dan mengikir gigi untuk kecantikan.
  14. Berbuat ilhad (dosa besar) di tanah haram (lihat QS. Al-Hajj: 25).

Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan bin Musa

Maraji’ : Maktabah Syamilah versi 3.45, Untaian Mutiara Hadits (Penulis), dll.