Risalah Puasa Ramadhan (1)

Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:

Berikut risalah Syaikh Abdul Aziz bin Baz (mufti Saudi Arabia yang wafat pada tahun 1420 H/1999 M) berkenaan dengan fiqih seputar puasa Ramadhan dengan judul Shiyam Ramadhan, Fadhluhu ma’a Bayan Ahkam Muhimmah Takhfa ‘Ala Ba’dhin Naas. Semoga Allah menjadikan penerjemahan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.

Fiqih Puasa Ramadhan

Dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz kepada kaum muslimin yang melihat risalah ini, semoga Allah memudahkan diriku dan mereka untuk menempuh jalan orang-orang yang beriman, memberikan kepadaku dan kepada mereka pemahaman terhadap Al Qur’an dan As Sunnah, amin.

Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh

Amma ba’du:

Berikut nasihat ringkas berkenaan dengan keutamaan puasa Ramadhan dan melakukan qiyamullail (shalat tarawih) di malam harinya, menerangkan tentang keutamaan berlomba-lomba mengisi bulan tersebut dengan berbagai amal saleh, serta menerangkan tentang hukum-hukum penting berkenaan dengannya yang mungkin masih samar bagi sebagian manusia.

Telah ada riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Beliau menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya tentang kedatangan bulan Ramadhan. Beliau juga menerangkan, bahwa pada bulan itu pintu rahmat dan surga dibuka, sedangkan pintu neraka ditutup, dan para setan dibelenggu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

“Jika tiba awal malam bulan Ramadhan, maka pintu surga dibuka, sehingga tidak ada yang tertutup, pintu neraka ditutup, sehingga tidak ada yang terbuka, dan setan-setan dibelenggu, lalu ada yang memanggil, “Wahai orang yang menginginkan kebaikan! Datangilah. Wahai orang yang menginginkan keburukan! Berhentilah.” Allah membebaskan banyak manusia dari neraka, dan hal itu terjadi pada setiap malam.” [HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Hakim, dan Baihaqi, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 759]

Disebutkan,

جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ بَركَةٍ، يَغْشَاكُمُ اللهُ فِيْهِ، فَيَنْزلُ الرَّحْمَةَ وَيَحُطُّ الْخَطَايَا وَيَسْتَجِيْبُ الدُّعَاءَ، يَنْظُرُ اللهُ إِلَى تَنَافُسِكُمْ فِيْهِ فَيُبَاهِيْ بِكُمْ مَلاَئِكَتَهُ، فَأَرْوُا اللهَ مِنْ أَنْفُسِكُمْ خَيْراً، فَإِنَّ الشَّقِيَّ مَنْ حُرِمَ فِيْهِ رَحْمَةُ اللهِ

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan; bulan yang penuh berkah. Allah meliputi kalian di dalamnya, Dia turunkan rahmat, Dia gugurkan dosa-dosa, dan mengabulkan doa. Allah memperhatikan sikap berlomba-lomba kalian dalam kebaikan, lalu Dia berbangga dengan kalian di hadapan para malaikat-Nya, maka perlihatkanlah kepada Allah kebaikan kalian, karena sesungguhnya orang yang sengsara adalah orang yang terhalangi dari rahmat Allah di bulan itu.” [Hadits ini dinyatakan maudhu (palsu) oleh Syaikh Al Albani dalam Dha’if At Targhib wat Tarhib no. 592]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari dan Muslim]

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari dan Muslim]

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ،

“Barang siapa yang melakukan qiyamullail pada malam Lailatul Qadr karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari]

يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ، تَرَكَ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِيْ، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ، وَلَخَلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ

Allah Azza wa Jalla berfirman, “Setiap amal anak Adam adalah untuknya selain puasa, satu kebaikan dilipatgandakan menjadi tujuh ratus. Puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. Dia meninggalkan syahwatnya, makanannya, dan minumannya karena-Ku. Orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan, yaitu ketika berbuka, dan ketika bertemu dengan Rabbnya. Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wangi kesturi.” [HR. Ahmad, Muslim, Nasa’i, dan Ibnu Majah, Shahihul Jami no. 4538]

Hadits-hadits yang menyebutkan tentang keutamaan puasa Ramadhan, qiyamullail di bulan itu, serta keutamaan puasa secara umum sangat banyak.

Oleh karena itu, seorang mukmin hendaknya memanfaatkan kesempatan ini, yaitu nikmat Allah kepadanya dengan disampaikan-Nya ke bulan Ramadhan. Ia pun segera melakukan ketaatan, menjauhi kemaksiatan, bersungguh-sungguh melakukan kewajiban yang Allah perintahkan kepadanya, terutama shalat lima waktu, karena ia merupakan tiang Islam dan merupakan kewajiban yang paling agung setelah syahadat. Oleh karena itu, laki-laki muslim dan wanita muslimah harus menjaganya dan melaksanakannya pada waktunya dengan khusyu dan thuma’ninah.

Termasuk kewajiban pula bagi laki-laki adalah melakukan shalat itu dengan berjamaah di rumah-rumah Allah yang diizinkan untuk ditinggikan dan disebut nama-Nya di dalamnya sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukulah bersama dengan orang-orang yang ruku.” (QS. Al Baqarah: 43)

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa (Ashar). Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.” (QS. Al Baqarah: 238)

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2)

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,--(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya.” (QS. Al Mu’minun: 1-2)

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9) أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (10) الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (11)

“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.--Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,--(yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Mu’minun: 9-11)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

العَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

“Perjanjian yang mengikat antara kami dengan mereka adalah shalat. Barang siapa yang meninggalkannya, maka dia telah kafir.” [HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani]

Kewajiban lain yang sangat penting juga setelah shalat fardhu adalah menunaikan zakat sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (5)

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5)

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul agar kamu diberi rahmat.” (QS. An Nuur: 56)

Kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan, bahwa barang siapa yang tidak membayar zakat hartanya, maka dia akan diazab dengannya pada hari Kiamat.

Selanjutnya, setelah shalat dan zakat adalah puasa Ramadhan, dimana ia adalah salah satu di antara rukun Islam yang disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun di atas lima (dasar); bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan.”  [HR. Tirmidzi dan Muslim]

Bersambung…

Penerjemah dan pemberi keterangan takhrij hadits dengan tanda “ [ ] “oleh Marwan bin Musa