Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut lanjutan adab bergaul antara sesama muslim, semoga Allah menjadikan risalah ini ditulis ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.

Adab Bergaul Antara Sesama Muslim

   15. Tidak mencaci-maki saudaranya baik ketika masih hidup maupun telah meninggal dunia

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سِبَابُ المُسْلِمِ فُسُوقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

“Mencaci-maki seorang muslim adalah sebuah kefasikan, sedangkan memeranginya adalah sebuah kekufuran.” (Muttafaq ‘alaih)

لاَ تَسُبُّوا الأَمْوَاتَ، فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلَى مَا قَدَّمُوا

“Janganlah kamu mencaci-maki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah sampai kepada apa yang mereka kerjakan.” (HR. Bukhari)

   16. Tidak dengki kepada saudaranya, tidak berburuk sangka, tidak membencinya, dan tidak memata-matainya.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah kamu mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ، وَلاَ تَحَسَّسُوا، وَلاَ تَجَسَّسُوا، وَلاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا»

“Jauhilah berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah mencari-cari berita (untuk mencari kesalahan orang lain), jangan memata-matai, jaganlah kamu saling mendengki, janganlah saling membelakangi, dan janganlah saling membenci. Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari)

   17. Tidak menipu saudaranya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا

“Barang siapa yang menipu kami, maka dia bukan golongan kami.” (HR. Muslim)

   18. Tidak mengkhianati saudaranya, tidak berkata dusta kepadanya, dan tidak menunda pembayaran hutang terhadapnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ

“Empat hal yang jika ada semuanya pada seseorang, maka ia akan menjadi munafik sejati. Tetapi jika hanya salah satunya saja, maka pada dirinya ada salah satu sifat munafik sampai ia meninggalkannya, yaitu: ketika diamanahkan ia berkhianat, ketika bicara berdusta, ketika berjanji mengingkari, dan ketika bertengkar berlaku jahat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ، فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ

“Penundaan orang yang kaya adalah sebuah kezaliman. Jika salah seorang di antara kamu dipindahkan tagihannya kepada orang yang mampu, maka terimalah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

   19. Bergaul dengan saudaranya dengan akhlak yang mulia, menghindarkan gangguan daripadanya, bertemu dengan wajah yang ceria, menerima kebaikannya, dan memaafkan ketergelincirannya.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

“Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al A’raaf: 199)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik akan menghapusnya dan bergaullah dengan manusia memakai akhlak yang baik.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi, Hakim, dan Baihaqi dalam Asy Syu'ab dari Abu Dzar. Diriwayatkan pula oleh Ahmad, Tirmidzi, dan Baihaqi dalam Asy Syu'ab dari Mu'adz, dan diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dari Anas. Hadits ini dinyatakan hasan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 97)

   20. Menghormati yang tua di kalangan mereka dan menyayangi yang muda.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَ يُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا  

“Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda dan menghormati yang tua.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 5445)

   21. Bersikap adil terhadap dirinya dengan mengakui kekurangannya dan bergaul dengan cara yang ia sukai dipergauli dengannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ، وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ، فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِي يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ

“Barang siapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke surga, maka hendaknya ia datangi kematian dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari Akhir, dan hendaknya ia menyikapi manusia dengan sikap yang ia suka dirinya disikapi dengannya.” (HR. Muslim)

   22. Memaafkan ketergelincirannya, menutupi aurat/kesalahannya, dan tidak berusaha mendengar pembicaraan yang dirahasiakannya.

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,

فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ma’idah: 13)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا، إِلَّا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah seorang hamba menutupi aib orang lain di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya pada hari Kiamat.” (HR. Muslim)

مَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ، وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ، صُبَّ فِي أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ القِيَامَةِ

“Barang siapa yang mendengar pembicaraan suatu kaum padahal mereka tidak suka didengar, atau mereka berusaha menghindar darinya (agar tidak didengar), maka akan dituangkan pada telinga(pendengar)nya timah yang mencair pada hari Kiamat.” (HR. Bukhari)

   23. Membantu saudaranya ketika saudaranya membutuhkan bantuan serta menjadi syafi (perantara) dalam memenuhi keperluan saudaranya.

Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

“Barang siapa yang menghilangkan satu derita (kesulitan) dari derita-derita dunia yang menimpa seorang mukmin, maka Allah akan menghilangkan satu derita dari derita-derita hari kiamat, dan barang siapa yang memudahkan orang yang susah, niscaya Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya apabila hamba tersebut mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

اشْفَعُوا تُؤْجَرُوا، وَيَقْضِي اللَّهُ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا شَاءَ

“Jadilah perantara (dalam memenuhi keperluan saudaranya), niscaya kalian akan diberi pahala. Allah akan memutuskan melalui lisan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam apa yang Dia kehendaki.” (HR. Bukhari dan Muslim)

   24. Melindunginya ketika saudaranya meminta perlindungan kepadanya dengan menyebut nama Allah serta memberikan sesuatu kepadanya ketika saudaranya meminta sesuatu kepadanya dengan menyebut nama Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ وَمَنِ اسْتَعَاذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيذُوهُ وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُوهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ وَمَنِ اسْتَجَارَكُمْ فَأَجِيرُوهُ

“Barang siapa yang meminta kepadamu dengan nama Allah maka berikanlah, barang siapa yang meminta perlindungan kepadamu dengan nama Allah, maka lindungilah. Barang siapa yang memberikan hal yang baik kepadamu, maka balaslah setimpal dengannya. Jika kamu tidak dapat membalasnya, maka doakanlah untuknya hingga kamu merasa sudah membalasnya, dan siapa saja yang meminta perlindungan kepada kamu, maka lindungilah.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 1617 dan Shahihul Jami’ no. 6021)

   25. Tidak menimpakan keburukan atau bahaya kepada saudaranya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

“Semua muslim adalah terpelihara darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا

“Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim lainnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Al Albani).

Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa a’ala aalihi wa shahbihi wa sallam

Marwan bin Musa

Maraji’: Minhajul Muslim (Abu Bakr Al Jaza’iriy), Untaian Mutiara Hadits (penulis), Maktabah Syamilah versi 3.45, Software Al Bahits versi 5.0, dll.